Perebutan cinta Marsya
OLEH: AKMALIYAH ISYAH
Pada suatu pagi yang
seperti biasanya Randy dan Beni berangkat sekolah bersama dengan mengendarai
sepeda motor milik Randy, dan seperti biasanya juga, sebelum mereka ke kelas
pasti mereka menunggu datangnya Marsya. Marsya adalah salah satu gadis yang
cantik dan manis di sekolah mereka, dan kedua pria ini berebut untuk
mendapatkan cinta Marsya namun, persaingan tersebut tidak sampai merusak
persahabatan mereka.
Marsya
pun datang dengan aura yang dapat membuat kedua pria itu tak henti
memandanginya.
“hai Sya!” sapa
Randy “hai Ran! Hai Ben” sahut Marsya
dan menghampiri mereka. “kalian lagi
ngapain di sini” Tanya Marsya “kita
lagi nungguin kamu…” jawab Randy “kalian
berdua memang baik banget sama aku. Ya udah kita masuk yuk!” kata Marsya.
Marsya
memang sangat ramah, apalagi dengan kedua pria tersebut dan tak heran kedua
pria itu menaruh hati padanya.
Bel pun berbunyi tanda jam pelajaran
dimulai. Seperti biasa Beni selalu saja menjadi yang terbaik di kelas karena kepintarannya
itulah sehingga Marsya kagum dan bangga kepada Beni. Berbeda dengan Randy yang
selalu saja mati kutu jika di Tanya oleh guru namun, dia sangat berprestasi
dalam bidang olahraga, organisasi yang berbau extrim, dank arena itu pula
Marsya kagum padanya.
Bel berbunyi lagi, pertanda jam
istirahat. Randy dan Beni lalu menghampiri Marsya yang sedang membereskan buku
pelajarannya. “Sya kita ke kantin yuk”
ajak Randy “Sorry Ran kayaknya aku enggak
bisa deh!” jawab Marsya “memangnya
kenapa Sya?” Tanya Randy “aku mau ke
perpustakaan, nyari buku untuk tugas Bahasa Indonesia yang bakalan dikumpul
besok lusa” sahut Marsya “aduh
Sya..kan dikumpulnya besok lusa. Lagian kalau ke perpustakaan bikin boring.”
Kata Randy “siapa bilang bikin boring,
malahan kita bisa nambah pengetahuan” sahut Beni “iya benar apa kata beni” sahut Marsya “aduh Si Beni aja tuh yang paling suka ke perpustakaan, kalau aku sih
ogah deh!” kata Randy “ya udah aku ke
perpustakaannya sama Beni aja. Kamu mau kan Ben temani aku?” Tanya Marsya “iya, dengan senang hati” kata Beni.
Marsya dan Beni pun pergi meninggalkan Randy yang kesal melihat mereka.
Di perpustakaan Beni mengajarkan
banyak hal kepada Marsya.mereka juga saling berbagi terutama tentang buku-buku
yang pernah merek baca.
“o..ya Sya kamu ada
waktu enggak entar siang?” Tanya Beni “enggak ada kok, memangnya kenapa?” Tanya Marsya “kita ke acara Bazaar buku yuk! Soalnya aku
ngajak Randy, dianya malah bilang, sorry gue mau latihan basket, udah gitu
sorenya ada pertemuan anggota tim pencinta alam. Bikin kesal aja, dia tuh kalau
enggak mau nemenin aku banyak banget alasannya.” Kata Beni “ya udah aku mau kok, mumpung ada yang mau
nemenin, lagi pula aku mau nyari buku buat nambah koleksi di rumah” jawab
Marsya “yes…..” kata Beni dalam hati.
Waktu pulang pun tiba, Beni sedang
menunggu Randy yang dari kamar kecil. “sorry
men, geu kebelet” kata Randy “enggak
kenapa-kenapa kok, ehh bro kita kan bersaing nih buat dapat cintanya Marsya.
Menurut gue sebaiknya lho nyerah aja deh, soalnya pemenangnya pasti gue.”
Kata Beni “wessttt…enak aja lho, gue
nyerah sama lho, pikir dong masa’ seorang Randy yang gaul kayak gini nyerah
sama lho. Mending kita liat aja nanti siapa yang jadi pemenangnya.” Kata
Randy “ok…kita liat aja nanti, asal
persahabatan kita enggak boleh rusak.” Kata Beni.
Mereka
pun pulang, dan sesampainya di rumah Beni lalu menelpon Marsya. “halo Sya! Gimana udah siap apa belum?
Soalnya aku udah mau ke rumah kamu nih” Tanya Beni “iya udah siap kok, aku tunggu ya…” sahut Marsya.
Setelah menjemput Marsya di rumahnya,
mereka lalu menuju ketmpat Bazaar buku. Mereka melihat-lihat buku yang ada. “Ben..kamu suka buku apa?” Tanya Marsya “Marsya kok nanya gue suka buku apa sih,
jangan-jangan dia mau beliin gue buku sebagai hadiah” kata Beni dalam hati “Ben kok diam sih, kamu suka buku apa,
soalnya aku mau beli buku buat seseorang tapi, aku nggak tau buku apa yang
disukai sama cowok” kata Marsya “ah..
benar nih firasat gue, Marsya mau beliin gue buku” sahut Beni dalam hati “Ben…diam melulu sih? Jawab dong” kata Marsya “sorry..aku suka buku tentang riwayat” kata Beni.
Beni
pun senyum-senyum sendiri, membanyangkan Marsya memberikannya buku dan pertanda
Marsya menyukai dirinya.
Hal
yang sama juga terjadi pada Randy, ketika ia di minta oleh Marsya unruk ditemani
berbelanja, dan ia ditanya tentang warna baju yang disukainya, dan berfikir
bahwa Marsya menyukainya.
Pada malam harinya, Randy dan Beni ke
rumah Marsya, mereka memang setiap malam ke rumah Marsya untuk belajar bersama.
Pada mala itu, mereka berdua berniat untuk mengatakan perasaan mereka kepada
Marsya. Mereka berdua lalu mengetuk pintu “tok..tok..tok”
Marsya lalu berlari untuk membuka pintu “ehh…kalian
udah datang,ayo masuk” kata Marsya. Mereka pun masuk.
Setelah
beberapa jam membahas tentang pelajaran, Marsya lalu menggati topik
pembicaraan.
“kalian pernah enggak
ngerasain namanya jatuh cinta?” kata Marsya. Randy dan
Beni lalu bersemangat mendengar perkataan Marsya. “memangnya kamu kenapa bertanya tentang hal itu sama kita berdua?”
Tanya Randy “ya kerana…..”kata Marsya
dengan nada panjang “ayo bilang Sya
karena aku suka sama kamu Ran” kata Randy dalam hati, begitu juga dengan
beni “karena aku suka sama Beni”
ucapnya dalam hati. “ya karena kalian
berdua orang yang terdekat sama aku selama ini” kata Marsya. “kirain ada yang lebih Sya..” kata Randy
samar-samar “kamu bilang apa Ran?”
Tanya Marsya ingin tahu lebih jelas. “ah…enggak
kok Sya, terus lanjut kamu mau ngomong apalagi?” Tanya Randy. “aku tuh sekarang lagi ngerasain hal itu,
aku lagi suka sama seseorang, dia tuh dekat sama aku.” Kata Marsya “dia sekolah dimana Sya?” Tanya Beni “dia satu sekolah sama kita” kata Marsya
yang semakin membuat kedua pria ini keGR-an. “Sya, sebenarnya aku mau bilang kalau aku suka sama kamu dari dulu dan
ternyata kamu juga punya perasaan itu sama aku” kata Beni dengan keberanian
mengungkap isi hatinya “kamu ngomong apa
sih, memangnya siapa juga yang bilang aku suka sama kamu?” kata Marsya “huuu…kuya, makanya jangan ke Gr-an dulu
deh, orang yang Marsya maksud itu gue, bukannya elho?” kata Randy sambil
tertawa “ini laggi ikut-ikutan, siapa
bilang orang aku maksud adalah kamu” kata Marsya “jadi, kalau bukan kita siapa dong?” sahut Randy dan Beni secara
bersamaan. Mereka berdua sangat kaget dan kecewa. Suasana pun menjadi hening.
Finished
0 komentar:
Posting Komentar