Pencitraan adalah gambaran angan yang bermanfaat dalam pemahaman puisi yang acuan maknanya bersifat indrawi. Citraan memungkinkan kita untuk mencitrakan atau membayangkan kata-kata. Citraan ini sangat bermanfaat dalam menghidupkan puisi.


a. Citraan penglihatan (visual)
Contohnya :
KEAGUNGAN TUHAN

Ku duduk terdiam menghayati  bintang – bintang di langit
Di hempas angin malam
Mata tak berkedip menyaksikan kunang – kunang
Bagai titk – titik penerang kehidupan
            Oh… Tuhan
            Kutitip salam di jenjang keheningan malam
            Duduk termenung meresapi suasana malam
            Yang seakan membisuku
            Cintailah bunga hidup ini
Oh… Tuhan
Tumpuan hidup kau hadirkan di duniaku
Tanah landasan keheningan
Betapa besar keagunagn-Mu

            Kepal tertunduk tubuhku melayang – layang
            Bagaikan burung hidup bebas diangkasa
            Di sudut – sudut dunia semesta-Mu

Sukmaku serasa tak terdiam mengangkat tangan ini
Duduk bersilang, menancapkan do’a – do’a
Di sudut langitmu, sarasa inilah rasa cintaku
 
Oleh : Andi Nabilah Tayyib


b. Citraan pendengaran (auditory)
Contohnya: 
HUTAN KAMI
Bumi kami wahai jamrud khatulistiwa
Menapak hijau hutan gunung
Berbisik sungai mengalir jernih

            Hanya saja……
            Para perusak itu menghancurakannya
            Mengniaya hutan kami
            Merebut udara kami

Daun – daunan menangis terbakar
Jatuh hancur di tanah retak
Asap hitam menutup langit biru
Gunung – gunung nampak polos

            Kini……
            Tinggal angin saling memburu
            Kicauan burung terasa kering
            Panas bumi mengikat leher
Ya……Tuhan Engkau Maha Tahu
Kami bersujud dalam doa
Kembalikan jantung bangsa kami
Oleh : Andi Nabilah

c. Citraan lidah atau rasa
Contohnya :

 “ AYAH ”
Ayah……
Ditengah terik matahari
Engkau agungkan langkahmu
Menyongsong hari
Menjemput seutas kebahagian untuk anak istrimu

            Keringatmu bercucuran
            Raut wajahmu semakin kuat
            Letih bekerja seharian
            Di sengat matahari
            Namun kau tetap bersemangat, dan tabah

Senyumanmu……
Tergiang dibenakku
Pilu rasa hatiku mengenang penderitaanmu
Melawan pahit getirnya kehidupan


            Ayah…..
            Dalam sendu aku mengenangmu
            Aku ingin selalu bersamamu
            Melewati, hari yang cerah
            Menyongsong kebahagian…
Oleh : Andi Nabilah Tayyib

d. Citraan gerak
DALAM LANGKAH DO’A
Sebuah bayngan indah
Datang dalam kegelapan malam
Bersama remang–remang cahaya bintang keabadian
Yang telah menyatu dengan angan
            Kutemukan tersenyum di depanku
            Dengan membawa setangkai anggrek putih
            Dri taman hati miliknya
Dia……
Pemberi setetes air di saat dahaga
Penyejuk ketika panas membara
Pengobat setia di saat kuterluka
Kemudian, kuterbawa oleh debaran jantungnya
Oleh tiupan angin cinta bersamanya
            Walau terkadang
            Kasih itu tumpah oleh amarah
            Tercecer dalam gulungan ombak
            Merapi dalam sunyi lalu tenggelam lunglai
Atau sesaat menanti jalan berliku
Menyatu dengan tumpukan batu
Itu bukan rintangan kalbu
Karena kita pasti kembali di bawah ke-Anugran-Nya
Dalam cinta dan do’a yang menggiring
Langkah kebhagian kita   
Oleh : Andi Nabilah Tayyib

e. Citraan rabaan (termal)
KERINDUAN UNTUK BUNDA
Disetiap hembusan nafasku
Disetiap langkah kakiku
Disetiap tatapan mataku
Dimanapun daku berada
            Bunda……
            Dalam keningan malam
            Kurasakan dekat kasihmu
            Kurasakan bayangan dirimu
Bunda……
Engkau sesak pamberi kasih
Pemberi damai
Dalam kehidupanku
            Bunda……
            Betapaku merindukanmu
            Kumenantikanmu
            Di seiap hari – hariku
Bunda……
Ingin kulepas semua
Ingin kulupakan semua
Hanya padamu seorang
Bunda…… 
Oleh : Andi Nabilah Tayyib

f. Citraan penciuman
Contohnya :
KAMPUNG HALAMANKU
Pagi yang begitu cerah
Burung – burung bernyanyi riang
Kupu – kupu hilir mudik
Mencari bunga yang sedang mekar
Indah nan wangi menghiasi kampung halamku
            Kampung halamanku
            Yang jauh disana
            Ku selalu teringat akan ia
            Kuingin kembali ke istanaku
Diman selalu ada kedamaian
Ada ketentraman, cinta dan kebahagian
Desaku yang mungil
Serasa terdengar memanggil namku
Menantiku kembali
            Gunung – gunung yang menjulang
            Hutan – hutan yang merekah
            Menambah sejuknya alam
            Menjadikan kampung halamku
            Bagaikan istana yang megah
Oleh : Andi Nabilah Tayyib


DISUSUN OLEH
v  ANDI NABILAH TAYYIB
v  BINTANG DWI PUTRA
v  MARIA ULFA
v  RIADNIN MAHARJA
KELAS : X. AKSELERASI


0 komentar:

Posting Komentar

 
;