Sabtu, 26 November 2011

Makna kata “maaf” By muh. Danawir alwi


 Makna kata “maaf”
By muh. Danawir alwi

Keheningan malam lenyap seiring sang fajar yang mulai menyingsing. Kabut tipis yang menyelubungi kota itu perlahan hilang. Kokok ayam terdengar di atas sebuah rumah sederhana,  tempat  seorang anak dan ibunya tinggal, dialah Agus .
Pagi itu,Agus yang seorang siswa SMA Negeri 3 Sengkang, dengan menggunakan sepeda buntut ayahnya dia berangkat ke sekolah, seperti biasanya pada hari Kamis dia lebih awal ke sekolah yang merupakan  salah satu siswa yang membersihkan kelas. Sangat mengherankan memang di zaman yang sudah modern ini, yang rata-rata anak SMA telah menggunakan motor, dia masih memakai sepeda ayahnya yang karatan.
              Setiba di sekolah dia langsung  mengambil sapu dan mulai membersihkan, sambil menanti temannya yang juga bertugas pada hari itu. Di saat bersamaan sesosok wajah yang tiba-tiba saja melewati  lantai yang baru saja dipel olehAgus.
“ hai masih kotor  tuh, kamu ngepel atau apa”. ujar cewek yang bernama Siska itu tanpa rasa bersalah.
Dengan sabarAgus mulai membersihkan kembali lantai yang telah diinjak oleh Siska tadi.
       Berbeda denganAgus, Siska adalah seorang anak yang berpunya, dan sangat membenciAgus karena kemiskinannya. Jam telah menunjukan pukul 07.30 saat bel berbunyi pertanda proses belajar dimulai.
“selamat pagi anak-anak “ sapaan hangat dari ibu hj. Astuti yang merupakan guru mata pelajaran bhs. Indonesia
“Pagi bu” siswa serentak.
“ minggu  lalu ibu memberikan tugas untuk  membuat puisi,  pasti kalian telah  mengerjakaannyakan, sekarang ibu akan memanggil salah satu dari kalian untuk membacakan puisinya ” ujar ibu guru.
              

                   “Siska coba baca puisimu di depan “sambung ibu guru”
                   “a….a….anu bu” Siska gugup
                   “kenapa fin ayo cepat ke depan”  bu guru penasaran
                   “tu….tu…tugasku belum selesai bu”Siska terbatah-batah
                   “apa,  ibukan sudah memberikan waktu selama seminggu, sekarang
                     berdiri di depan sampai mata pelajaran ibu selesai “ bentak ibu
                     guru mulai kesal.
Dengan perasaan sebal Siska harus menerima hukuman dari ibu guru.
                             “Sekarang kamuAgus coba baca puisi kamu di depan”ujar ibu  
                              guru
                             “baik bu” jawabAgus sambil menuju ke depan
Agus yang memang gemar membuat puisi, dengan lantunan-lantunan khas yang dia bawakan, membuat para teman-temannya terpukau kecuali satu orang yang malah makin benci kepadanya yaitu Siska. Sepulang sekolah Siska yang ingin menuntut  balas, dengan bantuan beberapa teman laki-lakinya dari kelas lain dia membocorkan ban sepeda Agus, tak hanya itu di tengah jalan, Agus dikroyok oleh teman-teman suruan Siska, untunglah ada seorang bapak yang melihat kejadian tersebut dan menghentikannya.  Melihat bapak itu datang anak-anak yang mengeroyok Agus segera lari.
“terima kasih pak” ujar Agus sambil berdiri
“iya, apa kamu kenal sama mereka” kata bapak yang penasaran
“tidak pak, saya juga tidak tau kenapa mereka memukul saya” sambung Agus
“lain kali hati-hati ya nak” kata bapak itu sambil meninggalkan Agus.
  Keesokan harinya,Agus yang agak memar pada bagian mukanya, masih berusaha pergi ke sekolah. Saat akan masuk ke kelas, tiba-tiba Siska yang sudah ada di kelas, mendekatiAgus.
 “ gimana, sakit ya dikroyok kemarin” ujar Siska
“apa  kamu yang menyuruh anak-anak itu mengeroyok ku” Agus bertanya
“kalau iya kenapa, itulah akibatnya kalau selalu cari perhatian guru” bentak Siska.
“maksud kamu apa”Tanya Agus bingung.
“alah jangan pura-pura bodoh deh”ujar Siska sambil meninggalkan Agus.
       PerasaanAgus  bercampur aduk antara marah dan sedih, dia masih tak percaya mengapa hal itu bisa terjadi seperti itu, tapi dia juga sadar bahwa dia itu laki-laki tak sepantasnya dia  melawan  seorang cewek. Akhirnya diapun dengan perasaan tabah, menuju ke tempat duduknya.
  Sesaat setelah jam istirahat pak subair memanggilAgus lewat pengeras suara.beberapa saat kemudianAgus tiba di ruangan pak subair.
    “ assalamualaikum pak”agus memberi salam
    “ waalaikumsalam ayo masuk tom”pak subair mempersilahkanAgus masuk
   “ terima kasih pak”balasAgus sambil duduk
   “ begini tom, kamu taukan sebentar lagi kamu akan menghadapi ulangan semester, sedangkan tunggakan kamu masih belum kamu lunasi” pak subair mumbuka pembicaraan
   “ iya saya mengerti pak, tapi saya mohon  beri kami waktu pak, saya janji  saya akan  membayarnya pak, Cuma waktu ini kami tak mempunyai uang pak.agus sambil mengibah
   “ Iya,bapak mengerti kesulitan kamu tom, tapi kita juga mempunyai aturan sekolah yang harus dipatuhi, begini saja nak, bapak kasih waktu sampai 2 minggu nak, untuk melunasi pembayaran kamu. Cuma itu yang bisa saya lakukan nak,sekarang kamu boleh pergi. Ulas pak subair
  “iya terima kasih pak” balasAgus sambil meninggalkan ruangan itu
   Matahari terbenam lebih cepat dari biasanya, sebuah percakapan terdengar dari rumah Agus.
“ bu, pak subair tadi mengingatkan Agus bu, tentang tunggakan Agus selama 4 bulan, yang sampai sekarang belum lunas”Agus yang agak murung
“sampai sekarang ibu belum punya uang, hasil dari menjual sayur di pasar saja cuma cukup untuk kita makan saja, kamu sabar aja ya ibu pasti akan berusaha lebih giat lagi untuk cari uang” ibuAgus mencoba menenangkan anaknya
“agus juga akan membantu ibu mencari uang” ujar Agus
“tidak usah tom, itu tugas ibu, tugas kamu itu belajar agar kelak bisa dapat kerja yang mapan”balas ibu Agus
“tapi bu…..”agus yang agak sedih
“ibu bilang tidak usah nak, kamu belajar aja yang tekun, itu udah buat ibu senang” ibuAgus sambil menuju ke dapur menyiapkan makanan.
  Keesokan harinya, seperti biasa pagi ituAgus sudah siap berangkat ke sekolah. Dengan menggunakan sepedanyaAgus menysuri jalan raya yang masih sepi. Hari itu muka Agus agak murung, dia masih memikirkan tunggakannya yang belum lunas selama 4 bulan. Setiba di sekolah,agus langsung memarkirkan sepedanya tak jauh dari kelasnya. Ketika hendak masuk ke kelas, dia berpapasan dengan Siska
 “eh si miskin udah sampai” ejek Siska
 “sampai kapan kamu mau ngejek aku”agus agak kesal
“ya, sampai kamu ngga miskin”Siska makin mengejek
“aku memang miskin harta, tapi setidaknya aku masih punya hati dan teman yang menyayangiku“ balasAgus sambil meninggalkan Siska
Siska seolah diam seribu bahasa mendengar perkataanAgus tadi, dia tak menyangka kata-kataAgus itu begitu terngiang dalam telinganya. Dia merasa bahwa dia tak lebih kaya dariAgus. Mungkin dia memiliki harta tapi tidak untuk kasih sayang dari orang tuanya apalagi teman. Hal itu masih berlangsung hingga proses pembelajaran dimulai, tanpa sadar Siska meneteskan air mata.
  “ kami kenapa fin” kata ibu astuti yang kebetulan mengajar pada waktu itu
  “ oh, tidak ada apa-apa kok bu” sahut Siska begitu tersadar.
Agus yang melihat Siska menangis merasa bersalah.
“apa mungkin  gara-gara aku membentaknya tadi”ujarAgus dalam hatinya
Sepulang sekolah Siska mencariAgus yang ternyata lebih dulu pulang, ketika di perempatan jalan Siska akhirnya melihatAgus dan ingin mendekatiAgus. Namun tiba-tiba  mobil sedan merah yang melaju kencang dari jalur berlawanan tak sengaja menyerempet motor Siska. Siska yang tak dapat mengendalikan motornya akhirnya menabrak trotoar dan akhirnya tak sadarkan diri. Begitu tersadar dia telah berada di suatu ruangan. Tiba sesosok wajah muncul.
“ kamu sudah sadar nak syukurlah” kata orang itu
“ayah, aku dimana dan apa yang terjadi” ujar Siska yang tampak mengenal orang itu yang tak lain ayahnya
“kamu sekarang berada di rumah sakit nak, tadi kamu terserempet mobil dan tak sadarkan diri, untunglah ada anak ini yang segera membawa kamu ke rumah sakit”. Balas ayah Siska sambil menunjuk seseorang yang ada di sampingnya
“agus”Siska tesentak kaget ketika mengenal orang itu yang ternyataAgus
Siska tak sadar menangis. Saat mengetahui orang yang menolongnya adalahAgus
“ orang yang dulu paling ku benci, selalu ku ejek kini yang menyelamatkan nyawaku, maafin aku ya tom, aku udah banyak salah sama kamu” ujar Siska sambil menahan tangisnya
“ aku juga minta maaf tadi udah bentak kamu, maaf ya” balasAgus
“tidak tom, malah aku berterima kasih, karena hal itu yang membuatku sadar bahwa seseorang tak dinilai dari hartanya tapi dari hatinya, makasih ya tom kamu udah ngajari aku hal yang sangat penting” Siska sambil tersenyum
“iya sama-sama, jadi sekarang kita teman dong”agus sambil menjulurkan tangannya
“teman”Siska sambil tertawa
“karena nakAgus telah menolong anak saya, sebagai tanda terima kasih saya, semua tunggakan kamu biar bapak yang bayar hingga kamu lulus”. Ujar ayah Siska
“Tidak usah pak, saya ikhlas menolong Siska”tolakAgus
“sudahlah nak, bapak sudah tau kalau kamu sangat memerlukannya”balas Ayah Siska
“iya tom terima aja”Siska mendukung perkataan ayahnya
“kalau begitu terima kasih banyak pak”Agus sambil tersenyum

  Hari itu, matahari terbenam begitu cepat, mengawali pertemananAgus dan Siska.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;