MAAF
by Akmal Yunus
Mitha adalah seorang gadis yang lincah, tidak
heran kalau Mitha punya banyak teman, semua teman- teman dan guru- guru
disekolah Mitha senang dan sayang sama Mitha.Mitha memang tidak pernah mendapat ranking di kelas,
tapi bukan berarti Mitha itu bodoh, kelebihan Mitha yang paling menonjol adalah
Mitha hobi membuat puisi, tidak hanya teman, guru- guru Mitha pun senang dengan
puisi- puisi Mitha, sayangnya Mitha adalah gadis yang tertutup, Mitha tidak
pernah curhat ke teman- temannya, padahal biasanya gadis remaja seperti Mitha
pasti hobi curhat apalagi soal cowok, atau hal- hal lain ke para sahabat, tapi
itu tidak berlaku untuk Mitha
Buat Mitha, curhat Mitha hanya untuk
Diary nya saja.Mitha tahu kalau setiap kepribadian bahkan sifat manusia
itu berbeda- beda.Salah satu kelemahan Mitha adalah tidak pernah terbuka dengan
teman- temannya, jadi setiap perilaku teman- teman Mitha yang tidak di sukai Mitha,
Mitha tidak pernah bilang pada teman- temannya.Sanking baiknya kepribadian Mitha,tanpa
Mitha sadari kadang teman- teman Mitha sering memanfatkannya, memang Mitha
punya sahabat dekat namanya Nur.
Nur adalah gadis yang yang baik dan sangat
setia kawan pada Mitha, jadi tidak heran kalau Mitha sering curhat pada Nur,
salah satunya tentang perilaku teman- teman yang lain, Nur dan Mitha memang
beda kelas, tapi Mitha sering curhat pada Nur kalau jam Istirahat atau jam
pulang sekolah, maklum rumah mereka dekat.
Salah satu curhat Mitha dengan Nur
adalah, tentang Siska. “Nur, aku mau curhat nich…”ujar Mitha saat jam
Istirahat. “Mau curhat apa Mit?”Tanya Nur. ”Ini tentang Siska, jujur selama aku
duduk sebangku dengan dia, aku merasa dia sering memanfaatkan aku.” Ujar Mitha.”Maksudmu?”Nur
mulai bingung dengan ucapan Mitha.
Mitha mulai bercerita pada Nur, “Hari
pertama sekolah, Bu Rini wali kelas ku meroker duduk para siswa, saat itu
aku harus duduk sama Siska, tadinya sich aku fine- fine aja, karena aku tahu
Siska itu anak yang baik dan pintar, gak jarang aku dan Siska sering curhat,
bahkan Siska sering mendengar dan memberikan aku solusi saat aku ada masalah.“Lalu?”Tanya
Nur.
Mitha
pun melanjutkan ceritanya,”Aku gak pernah sadar kalau selama ini ternyata aku
sudah di manfaatkan oleh Siska, teman- teman lain yang cerita padaku, kalau
sebenarnya Siska memanfaatkanku.Selama ini Siska sering meminjam buku
catatanku, setiap ada guru yang menyuruh siswa untuk mencatat pelajaran, Siska
gak pernah ikut mencatat, dia menunggu catatanku untuk di pinjamkan padanya,
saat itu aku fine- fine aja.
Alasan Siska saat itu adalah dia lagi
gak enak badan.Lalu saat istirahat dia sering menyuruhku untuk membelikan
makanan untuknya, itu pun memakai uang ku, memang selama ini setiap ada
pelajaran yang susah Siska selalu membantuku, jadi saat itu ku rasa sangat
wajar kalau aku harus meneraktirnya setiap hari, dan mengikuti kemauannya
seperti meminjam catatan.
Siska juga sering berhutang padaku, tapi
karena aku masih mengahargainya, aku gak pernah menagih hutang- hutang itu pada
Siska.”ujar Mitha.“Apa? Sampai segitunya Siska memanfaatkan mu Mith?
Ini
udah gak bener, aku harus ngomong sama Siska.”rona wajah Nur menunjukkan
kemarahan. “Jangan Nur, aku gak mau pertemanan aku dengan Siska berantakan, aku
sudah mengganggap Siska seperti saudaraku sendiri, kau tahu itu kan Nur?”Cegah Mitha
pada Nur.”Saudara kau bilang?aku saja sebagai sahabatmu tidak pernah
memanfaatkan mu, itu bukan sahabat namanya Mith, apalagi kau menganggap nya
saudara, bisa semakin besar kepala dia!!!”Nur semakin emosi.
”Aku yang akan bicara pada Siska, karena
aku yang punya masalah dengan dia, aku harap kau jangan ikut campur Nur, maaf
kalau aku bicara seperti ini, karena aku gak ingin melibatkanmu, aku mohon
Nur….” Mitha sampai memohon pada Nur, sahabat nya.Nur pun memaklumi keinginan Mitha,
“Tapi kalau tidak ada hasilnya, aku harus ikut membantumu ya Mith?”ujar Siska.
”Seep…..” Mitha menunjukkan jari
jempolnya pada Nur.Keesokan harinya, “Mitha, gimana hari ini kamu jadi bicara
sama Siska kan?”Tanya Nur memastikan. Mitha hanya mengangguk. Tak lama muncul
Siska, “Hai Mith, Nur…. Mith, kita ke kelas yuk..Ayoook….”Siska menarik tangan Mitha.Saat
tiba di kelas, “Mitha, aku pinjam uang mu dong, tadi aku terlambat bangun, jadi
gak sempat ambil uang untuk jajan di kantin, mana aku belom sarapan lagi,
sekalian temenin aku makan , mau kan?” Mitha hanya mengangguk, entah kenapa di
depan Siska Mitha merasa sangat lemah.
Di kantin sudah banyak siswa yang
mengantri di kantin, mereka bukan hanya ingin membeli, tapi kantin emang tempat
nongkrong favorit untuk para siswa di sekolah Mitha.”Siska, aku mau bicara….” Mitha
memberanikan diri untuk bicara pada Siska. “oh, emang mau ngomong apaan?penting
ya….?tanya Siska.” Iya, aku mau bicara tentang aku dan kamu,”ujar Mitha.
”Ya udah ngomong aja…..”sela Siska.Entah
kenapa saat itu rasanya bibir Mitha terasa tertutup rapat, Bella takut bicara
sama Siska, Mitha takut nanti Siska memusuhinya.”Tapi kamu jangan marah
ya?”janji….?”Tanya Mitha.”apaan sich…bikin penasaran aja, aku janji gak akan
marah, apaan sich, ayo cerita….Siska mulai sedikit
memaksa.”Aku….ehm….aku….ehm…..udah dech gak jadi”. “gimana sich, tadi katanya
mau ngomong, ya udah kalau gak mau ngomong, aku banyak urusan lain,
tau…..”Siska mulai nyolot.
”Kamu tahu maksud dari puisi ini?” Mitha
menunjukkan puisinya pada Siska. “Kamu tahu kan Mith, aku gak suka puisi, kalau
mau ngomong, ya ngomong aja…. Apa susahnya sich?Siska tampak semakin
marah.Teng…Teng…Teng..jam istirahat berakhir.“gimana udah bicara sama Siska?”
Tanya Nur pada Mitha.”Aku takut Nur, aku takut nanti Siska marah sama aku…
bisa- bisa aku gak bisa jadi temannya lagi…”Ujar Mitha pesimis.
”Ya udah dech aku aja yang bicara sama
Siska,”Nur langsung pergi.”Eeeh…… jangan Nur….”sela Mitha, tapi terlambat
sekarang Nur dan Siska sudah berhadapan, “Siska, kamu ngerti gak sich
kemauannya Mitha?”Tanya Nur, “Kemauan apa sich? Lagi pula datang- datang koq
langsung marah- marah?emangnya si Mitha mau apa?”Siska semakin nyolot.”Si Mitha
itu, gak suka kalau kamu,…..”ucapan Nur terhenti, “Nur…..”tiba- tiba Mitha
sudah ada di samping Nur, Mitha langsung mengajak Nur pergi.Sudah 3 hari Siska
tidak bicara dengan Mitha, Mitha selalu mendatangi Siska dan meminta maaf untuk
kesalahannya juga untuk kesalahan Nur, tapi Siska tidak pernah mengubris Mitha.
Setiap hari Mitha selalu datang ke
sekolah lebih pagi hanya demi mendapat seuntai kata maaf dari Siska, seperti
hari ini,”Siska, maafin aku ya…..aku gak bermaksud buat kamu marah seperti ini,
sekali lagi maafin aku ya sis….”ujar Mitha.Siska tetap bungkam, dia malah
bicara dengan teman yang lain tanpa memperdulikan Mitha yang lagi bicara
padanya.
Tanpa sepengetahuan Mitha, ternyata Siska
sudah banyak menjelek- jelekkan Mitha di hadapan teman- teman yang lain, bahkan
sekarang teman- teman Mitha semakin berkurang, bahkan kalau ada tugas kelompok,
Mitha sulit mendapat teman.Tapi hari ini semuanya berubah, teman- teman Mitha
yang selama ini ikut memusuhi Mitha sekarang mereka semua baik sama Mitha, “Mitha,
kami udah tahu semuanya, Nur sudah menceritakan semuanya sama kami, Kamu jangan
takut Mith, Kamu hanya akan kehilangan satu teman, tapi kamu tidak akan
kehilangan kami….
” Mitha benar-benar terharu, “Terimakasih
ya…terimakasih karena kalian mengerti aku…”ujar Mitha.Menjelang puasa sekolah
di liburkan,biasanya para siswa melakukan tradisi meminta maaf pada guru dan
teman- teman, begitu pula dengan Mitha. Mitha pun mendatangi Siska untuk
meminta maaf, tapi Siska selalu menghindar.Selama satu bulan libur puasa,
perasaan Mitha tidak tenang, karena Mitha belum mendapatkan kata maaf dari
Siska.
Mitha sering mengirimkan kata maaf pada
Siska melalui SMS, tapi Siska tidak pernah mengubrisnya, Bella pun menelepon ke
rumah Siska, tapi pembantu Siska bilang, Siska gak ada di rumah.Saat lebaran
tiba, Mitha ditemani ayahnya datang ke rumah Siska khusus untuk minta maaf pada
Siska, Ayah Mitha sudah tahu permasalahan yang di hadapi putrinya itu pada
Siska.
“Mitha,
yang penting kamu sudah minta maaf sama Siska, kamu sudah berusaha sampai
datang ke rumahnya, kalau Siska tetap tidak memaafkan kamu, biar saja, Tuhan
Maha Mengetahui Nak….”Ayah menghibur Mitha, Mitha hanya bisa tersenyum kecut,
dia tidak menyangka kemarahan Siska sampai separah itu pada Mitha.Lebaran telah
usai, dan hari ini adalah hari pertama di mulainya sekolah, seperti biasa Mitha
datang pagi- pagi, biasanya setiap awal masuk sekolah pasti ada Apel pagi, Mitha
gak sadar kalau di belakangnya sudah ada Siska, Selesai Apel, saat semua siswa
berhamburan masuk ke dalam kelas masing- masing, tiba- tiba Siska menghampiri Mitha,
“Mitha ….”Siska menegur Mitha, Mitha benar- benar terkejut dan tidak menyangka
kalau Siska mulai bicara padanya, “Ada apa Sis?Oh ya, kemaren pas lebaran aku
datang ke rumah mu, tapi kata pembantumu kamu pergi, aku ke sana khusus untuk
minta maaf sama kamu, Aku minta maaf ya Sis, kalau selama ini aku udah buat
kamu marah, sekali lagi aku minta maaf….”ujar Mitha.”Aku juga minta maaf Mith,
maaf karena aku udah nyuekin kamu, aku sadar selama ini aku emang sering
manfaatin kamu, kamu gak salah koq Mith, maafin aku ya…?”ujar Siska.
Mereka pun berpelukan.Setelah kejadian
itu, Siska mulai berubah, dia tidak lagi seperti dulu, bahkan mereka sekarang
semakin dekat, Nur yang dulu tidak suka sama kelakuan Siska, sekarang mulai
berubah, sekarang Siska, Nur, dan Mitha menjadi sahabat, dan satu janji mereka
Diantara sahabat tidak akan pernah ada unsur saling memanfaatkan. Mitha benar-
benar bahagia, pengorbanan nya selama ini tidak sia- sia hanya demi kata maaf.
0 komentar:
Posting Komentar