Sabtu, 26 November 2011

BERAKHIR BY Wulandani Priana



BERAKHIR
Wulandani Priana
“jangan tinggalin aku chie”.
Hari itu di pemakaman Richie, aku tak bisa menahan untuk tidak meneteskan air mataku. Hari itu memang cerah, tapi bagiku hari itu seakan menjadi hari terburuk dalam hidupku. Hari itu tepatnya hari Sabtu, tanggal 7 bulan 7, 2007. Hari dimana aku harus melepaskan seseorang yang sangat ku sayangi. Hari dimana aku harus berduka, di saat semestinya aku bahagia karena hari itu tepat hari ulang tahun ku. Hari itu tidak akan pernah hilang dari ingatan ku.
Sekarang….
Setelah 2 tahun berlalu, semenjak kepergian Richie, aku terus melanjutkan hidupku, tentunya aku tak mau hidup terus-terusan dalam bayangan kematian Richie. Tapi semua tidak semudah membalikkan telapak tangan, sangat sulit untuk melupakan sedikit demi sedikit bayangan seseorang yang pernah kita cintai. Namun perlahan tapi pasti, aku terus melangkah dan mulai untuk dapat sedikit melupakannya.
Sekarang aku sudah menjadi siswi SMA, dan sudah sedikit menjadi seseorang yang lebih dewasa, bukan lagi seorang gadis polos yang masih sangat kanak-kanakan seperti saat aku masih SMP dulu. Tak pernah terlintas dalam pikiranku bahwa aku akan menjadi seperti sekarang ini, menjadi seorang remaja yang ingin bebas melihat dunia luar yang mungkin sangat kejam bagiku. Dan hal yang paling lazim dirasakan para siswa SMA yang mulai menginjak masa remaja adalah perasaan yang sering mereka sebut dengan CINTA.
Tampaknya perasaan cinta itu mulai menghinggapi hatiku. Ada seorang yang membuatku selalu berbunga-bunga apabila melihatnya, jantungku berdebar kencang apabila lewat di dekatnya, dan urat saraf ku seakan putus apabila mendengar suaranya. Seseorang itu adalah murid baru yang pindah dari luar negeri. Sejak hari pertama aku melihatnya, tampaknya aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Murid baru itu sangat mirip dengan Richie. Saat hari pertama dia masuk sekolah, orang pertama yang ia sapa adalah aku.
“Hi!” sapa Ricky begitulah namanya.
“Hi juga” kataku. Aku seakan di paku oleh tatapan matanya. Dan saat dia berlalu dari hadapan ku, harum tubuhnya masih terngiang-ngiang di pikiranku dan meracuni pikiranku. Yang sangat membuatku shock adalah karena dia ternyata akan sekelas denganku. Dan yang membuatku seakan ingin pingsan di tempat adalah karena dia memilih untuk duduk di dekatku, padahal banyak tempat yang masih kosong. Lalu tiba-tiba dia mengelus kepalaku dan itu membuat jantung ku semakin berdebar kencang. Aku bertanya- tanya apa maksud dari yang dilakukannya itu?
“semut”sela Ricky singkat.
“haa,,ohh makasih”jawabku kaget.
Pas aku denger dia ngomong hati ku serasa bergetar mendengar suaranya. Dan tiba-tiba juga bayangan Richie terlintas dipikiranku. Ricky memang sangat mirip dengan Richie, mulai dari caranya berbicara, gerak-geriknya, dan tingkah lakunya, membuatku semakin curiga dan semakin berharap bahwa Ricky itu memang Richie, tapi itu semua gak mungkin, karena gak mungkin orang yang sudah mati bisa hidup kembali.
Kemarin Ricky mengajak ku pergi, saat aku tanya kemana, dia cuma bilang kalau kita mau ke tempat yang tidak sempat aku pergihi dulu. Selama di perjalanan menuju tempat itu aku tidak berhenti bertanya-tanya dalam hati, apa maksud dari Ricky?, apa maksudnya dengan kata dulu? Memangnya aku pernah bertemu dengan Ricky dulu, seingatku tidak pernah. Hal ini membuatku semakin curiga dan penasaran. Setelah turun dari mobil dia menarik tanganku dan mengajakku berlari entah kemana itu. Tapi setelah beberapa meter berlari aku mulai sadar kalau tempat itu ternyata adalah bukit. Di perjalanan aku sempat merasa sangat lelah, karena itu ia terpaksa menggendongku sampai ke puncak bukit itu. Aku tak menyangka bahwa dia akan menggendongku, rasa simpatiku kian tak terbendung. Rasa cintaku seakan ingin membuncah memenuhi ruang hatiku dan mengalir menuju pembuluh darah kapiler lalu masuk ke dalam jaringan tubuhku dan menuju otakku.
“hahahahahaha”..tawaku dalam hati.
Sesampainya di puncak bukit itu, Ricky menunjukkan sesuatu padaku. Dia menyuruhku menunduk, entah apa maksudnya, tapi ketika aku menunduk ada inisial nama yang tertulis di puncak bukit itu, dan inisial itu adalah “RS”. Di atas inisial itu terdapat kata “Love”.
“apa kamu ingat ada seseorang yang pernah mengajak mu ke Bukit LoveRS?”Tanya Ricky dengan suara yang lembut.
“hmmmm…” tiba-tiba aku mulai teringat Richie. Richie dulu pernah mengajak ku ke bukit lovers, tapi kami tidak sempat sampai ke bukit itu karena di perjalanan Richie kecelakaan.
“iya,,aku ingat! Dulu ada seorang cowo yang pernah mengajakku ke bukit Lovers, tapi kami tidak pernah sampai ke bukit itu karena di perjalan cowo itu kecelakaan dan cowo itu meninggal.
Tiba-tiba Ricky mengajak ku duduk dan merangkul ku sambil berkata.
“mungkin kamu akan kaget, dengan apa yang akan aku katakan. Sebenarnya…….. aku adalah Richie, aku lah orang yang pernah mengajak mu kemari tapi kita tidak pernah sampai karena terjadi kecelakaan padaku dan aku meninggal. Aku benar-benar tidak bisa meninggalkanmu secepat ini, aku sangat menyayangimu. Aku hidup kembali hanya untukmu, hanya untuk bersamamu, walau mungkin hanya sebentar dan aku hidup kembali hanya untuk mengatakan kalau aku sangat menyayangi dan mencintaimu. Setelah aku mengatakan perasaanku, aku akan kembali ke alam yang jauh itu, alam yang jauh berbeda dari alam mu. Dan setelah aku tahu bahwa kau juga mencintaiku maka semuanya akan berakhir, kau akan melupakanku seketika, dan kau akan menjalani hidupmu dengan normal tanpa pernah lagi mengingatku. . I Love you Sy.”
Setelah Ricky mengatakan semua tentang hal yang sebenarnya, suasana menjadi hening, karena aku tak sanggup untuk berkata apa pun. Yang bisa ku lakukan hanya menyandarkan kepalaku di bahu Ricky. Karena perasaanku yang tak menentu aku menetekan air mata, dan Ricky menghapus air mata ku dengan tangannya.
Tak lama kemudian aku tertidur dan saat aku terbangun, Richie sudah tak ada. Aku pun mencari Richie kemana-mana sambil meneriakkan namanya tapi dia tak juga muncul. Tiba-tiba aku tersadar, bahwa tadi Richie berkata kalau dia telah mengatakan perasaanya, dia akan kembali ke alam yang jauh, alam yang jauh berbeda dari alamku. Mungkin kah Richie telah pergi. Aku kembali menangis, kali ini aku menangis karena menyesal bahwasanya aku tidak sempat mengatakan pada Richie kalau aku juga sangat menyayangi dan mencintainya. Yang bisa ku lakukan hanya berteriak di tempat itu.
“I Love You to Richie, aku juga sayang banget sama kamu.. I Love You. Kenapa kau pergi terlalu cepat, kamu belum sempat dengar kalau aku juga sangat menyayangimu Chie..” aku berteriak sekuat tenaga ku agar Richie bisa mendengarnya, walaupun itu sangat mustahil.
Setelah aku lelah berteriak, aku hanya bisa berbaring sambil menangis di tempat itu dan berharap Richie bisa mendengar apa yang aku teriakkan tadi. Dan ternyata Richie memang mendengarnya. Sepucuk daun jatuh tepat di hatiku dan daun itu bertuliskan…


LoveStory

0 komentar:

Posting Komentar

 
;