BERAKHIR
Wulandani Priana
“jangan tinggalin aku chie”.
Hari itu di pemakaman Richie, aku
tak bisa menahan untuk tidak meneteskan air mataku. Hari itu memang cerah, tapi
bagiku hari itu seakan menjadi hari terburuk dalam hidupku. Hari itu tepatnya
hari Sabtu, tanggal 7 bulan 7, 2007. Hari dimana aku harus melepaskan seseorang
yang sangat ku sayangi. Hari dimana aku harus berduka, di saat semestinya aku
bahagia karena hari itu tepat hari ulang tahun ku. Hari itu tidak akan pernah
hilang dari ingatan ku.
Sekarang….
Setelah 2 tahun berlalu, semenjak
kepergian Richie, aku terus melanjutkan hidupku, tentunya aku tak mau hidup
terus-terusan dalam bayangan kematian Richie. Tapi semua tidak semudah
membalikkan telapak tangan, sangat sulit untuk melupakan sedikit demi sedikit
bayangan seseorang yang pernah kita cintai. Namun perlahan tapi pasti, aku
terus melangkah dan mulai untuk dapat sedikit melupakannya.
Sekarang aku sudah menjadi siswi
SMA, dan sudah sedikit menjadi seseorang yang lebih dewasa, bukan lagi seorang
gadis polos yang masih sangat kanak-kanakan seperti saat aku masih SMP dulu.
Tak pernah terlintas dalam pikiranku bahwa aku akan menjadi seperti sekarang
ini, menjadi seorang remaja yang ingin bebas melihat dunia luar yang mungkin
sangat kejam bagiku. Dan hal yang paling lazim dirasakan para siswa SMA yang
mulai menginjak masa remaja adalah perasaan yang sering mereka sebut dengan
CINTA.
Tampaknya perasaan cinta itu
mulai menghinggapi hatiku. Ada seorang yang membuatku selalu berbunga-bunga
apabila melihatnya, jantungku berdebar kencang apabila lewat di dekatnya, dan
urat saraf ku seakan putus apabila mendengar suaranya. Seseorang itu adalah
murid baru yang pindah dari luar negeri. Sejak hari pertama aku melihatnya,
tampaknya aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Murid baru itu sangat mirip
dengan Richie. Saat hari pertama dia masuk sekolah, orang pertama yang ia sapa
adalah aku.
“Hi!” sapa Ricky begitulah
namanya.
“Hi juga” kataku. Aku seakan di
paku oleh tatapan matanya. Dan saat dia berlalu dari hadapan ku, harum tubuhnya
masih terngiang-ngiang di pikiranku dan meracuni pikiranku. Yang sangat
membuatku shock adalah karena dia ternyata akan sekelas denganku. Dan yang
membuatku seakan ingin pingsan di tempat adalah karena dia memilih untuk duduk
di dekatku, padahal banyak tempat yang masih kosong. Lalu tiba-tiba dia
mengelus kepalaku dan itu membuat jantung ku semakin berdebar kencang. Aku
bertanya- tanya apa maksud dari yang dilakukannya itu?
“semut”sela Ricky singkat.
“haa,,ohh makasih”jawabku kaget.
Pas aku denger dia ngomong hati
ku serasa bergetar mendengar suaranya. Dan tiba-tiba juga bayangan Richie
terlintas dipikiranku. Ricky memang sangat mirip dengan Richie, mulai dari
caranya berbicara, gerak-geriknya, dan tingkah lakunya, membuatku semakin
curiga dan semakin berharap bahwa Ricky itu memang Richie, tapi itu semua gak
mungkin, karena gak mungkin orang yang sudah mati bisa hidup kembali.
Kemarin Ricky mengajak ku pergi,
saat aku tanya kemana, dia cuma bilang kalau kita mau ke tempat yang tidak
sempat aku pergihi dulu. Selama di perjalanan menuju tempat itu aku tidak
berhenti bertanya-tanya dalam hati, apa maksud dari Ricky?, apa maksudnya
dengan kata dulu? Memangnya aku pernah bertemu dengan Ricky dulu, seingatku
tidak pernah. Hal ini membuatku semakin curiga dan penasaran. Setelah turun
dari mobil dia menarik tanganku dan mengajakku berlari entah kemana itu. Tapi
setelah beberapa meter berlari aku mulai sadar kalau tempat itu ternyata adalah
bukit. Di perjalanan aku sempat merasa sangat lelah, karena itu ia terpaksa
menggendongku sampai ke puncak bukit itu. Aku tak menyangka bahwa dia akan
menggendongku, rasa simpatiku kian tak terbendung. Rasa cintaku seakan ingin
membuncah memenuhi ruang hatiku dan mengalir menuju pembuluh darah kapiler lalu
masuk ke dalam jaringan tubuhku dan menuju otakku.
“hahahahahaha”..tawaku dalam
hati.
Sesampainya di puncak bukit itu,
Ricky menunjukkan sesuatu padaku. Dia menyuruhku menunduk, entah apa maksudnya,
tapi ketika aku menunduk ada inisial nama yang tertulis di puncak bukit itu,
dan inisial itu adalah “RS”. Di atas inisial itu terdapat kata “Love”.
“apa kamu ingat ada seseorang
yang pernah mengajak mu ke Bukit LoveRS?”Tanya Ricky dengan suara yang lembut.
“hmmmm…” tiba-tiba aku mulai
teringat Richie. Richie dulu pernah mengajak ku ke bukit lovers, tapi kami tidak
sempat sampai ke bukit itu karena di perjalanan Richie kecelakaan.
“iya,,aku ingat! Dulu ada seorang
cowo yang pernah mengajakku ke bukit Lovers, tapi kami tidak pernah sampai ke
bukit itu karena di perjalan cowo itu kecelakaan dan cowo itu meninggal.
Tiba-tiba Ricky mengajak ku duduk
dan merangkul ku sambil berkata.
“mungkin kamu akan kaget, dengan
apa yang akan aku katakan. Sebenarnya…….. aku adalah Richie, aku lah orang yang
pernah mengajak mu kemari tapi kita tidak pernah sampai karena terjadi
kecelakaan padaku dan aku meninggal. Aku benar-benar tidak bisa meninggalkanmu
secepat ini, aku sangat menyayangimu. Aku hidup kembali hanya untukmu, hanya
untuk bersamamu, walau mungkin hanya sebentar dan aku hidup kembali hanya untuk
mengatakan kalau aku sangat menyayangi dan mencintaimu. Setelah aku mengatakan
perasaanku, aku akan kembali ke alam yang jauh itu, alam yang jauh berbeda dari
alam mu. Dan setelah aku tahu bahwa kau juga mencintaiku maka semuanya akan
berakhir, kau akan melupakanku seketika, dan kau akan menjalani hidupmu dengan
normal tanpa pernah lagi mengingatku. . I Love you Sy.”
Setelah Ricky mengatakan semua
tentang hal yang sebenarnya, suasana menjadi hening, karena aku tak sanggup
untuk berkata apa pun. Yang bisa ku lakukan hanya menyandarkan kepalaku di bahu
Ricky. Karena perasaanku yang tak menentu aku menetekan air mata, dan Ricky
menghapus air mata ku dengan tangannya.
Tak lama kemudian aku tertidur
dan saat aku terbangun, Richie sudah tak ada. Aku pun mencari Richie
kemana-mana sambil meneriakkan namanya tapi dia tak juga muncul. Tiba-tiba aku tersadar,
bahwa tadi Richie berkata kalau dia telah mengatakan perasaanya, dia akan
kembali ke alam yang jauh, alam yang jauh berbeda dari alamku. Mungkin kah
Richie telah pergi. Aku kembali menangis, kali ini aku menangis karena menyesal
bahwasanya aku tidak sempat mengatakan pada Richie kalau aku juga sangat
menyayangi dan mencintainya. Yang bisa ku lakukan hanya berteriak di tempat
itu.
“I Love You to Richie, aku juga
sayang banget sama kamu.. I Love You. Kenapa kau pergi terlalu cepat, kamu
belum sempat dengar kalau aku juga sangat menyayangimu Chie..” aku berteriak
sekuat tenaga ku agar Richie bisa mendengarnya, walaupun itu sangat mustahil.
Setelah aku lelah berteriak, aku
hanya bisa berbaring sambil menangis di tempat itu dan berharap Richie bisa
mendengar apa yang aku teriakkan tadi. Dan ternyata Richie memang mendengarnya.
Sepucuk daun jatuh tepat di hatiku dan daun itu bertuliskan…
LoveStory
0 komentar:
Posting Komentar