Hari ini
tepatnya tanggal 10 Juli 2012. Aku harus menerima dengan lapang dada
kegagalanku. Yang tak pernah terlintas
dalam benakku. Derain air mata pun membasahi pipiku. Yah aku sempat shock
dengan hasil tes tertulisku itu.
Yah… Semuanya
tak sesuai harapanku. Tak memikirkan orang-orang disekitarku yang melihat
diriku banjir air mata karena kegagalanku, yang terpenting aku legah, dengan
derain air mata itu bisa membuatku legah dan menerima semua itu. Aku pun
memberanikan diriku ke mushollah kampus, dengan mata yang lembab, semua
taruna-taruna melihatku dengan sinis dan berkata, kasihan pasti engga lolos.
Tak peduli dengan gubrakan mereka, aku bergegas berwuduh dan melaksanakan
shalat asar. Dan memanjatkan doa-doa setelah usai melaksanakan shalat dan
bertasbi, Ya ALLAH, hari ini hambamu ini gagal, hamba telah berusaha semaksimal
mungkin, tapi kelulusan tak berpihak kepadakku
Ya ALLAH, terimakasih Ya ALLAH engkau telah memeberikanku kesempatan
untuk mengikuti tes itu, yang akan menjadi bekal untuk aku mengikuti tes taruna
tahun depan insya ALLAH, terima kasih Ya ALLAH. Apapun yang engkau kehendaki aku
menerimanya dengan lapang dada. Karena hamba tahu bahwa Engkau punya rencana
indah dibalik semua ini.
Setlah
melaksanakan shalat. Aku pun menunggu omku di tempat pengumuman. Para taruna
memeberikanku semangat. Mereka berkata, yang sabar dinda, tahun ini mungkin
bukan rezkimu, tetap semangat, tahun depan daftar lagi. Aku membalas dengan
senyuman dan berkata, insya ALLAH kanda tahun depan ikut lagi.
Sejujurnya
hatiku ingin sekali menjadi taruna. Tapi ALLAH berkehendak lain. Maka aku harus
melanjutkan kuliahku di perguruan tinggi yang telah menerimaku melalui jalur
JPPB (Jalur Penerimaan Potensi Belajar ). Akan ku geluti dunia IT bersama
teman-temanku nanti.
Segala sesuatu
yang terjadi dikehidupan kita, sesungguhnya banyak hal yang dapat kita petik
hikmahnya. Cobalah kalian ingat-ingat kejadian-kejadian yang menyenangkan
maupun menyedihkan. Semuanya datang silih berganti bagaikan roda terkadang
diatas dan terkadang dibawah. Itulah roda kehidupan kita. Semuanya punya timbal
balik. Dan dari situlah kita semua dapat bercermin pada orang lain. Kita
mungkin gagal saat ini, akan tetapi kita punya beribu-ribu kesempatan yang
lebih indah. Jika kamu orang lain mampu bangkit dari keterpurukannya, kenapa
kamu tidak. Di dunia ini hanya amal ibadah yang membedakan kita anatara umat
beragama. Bukan dari kasta dan sejenisnya.
Tetaplah
tersenyum menghadapi semua ini. Kegagalan bukan akhir segalanya . tapi
kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Buatlah gubrakan baru untuk
mengisi hari-harimu yang akan membawamu kegerbak kesuksesan.